Minggu, 09 Maret 2014

imunisasai polio



IMUNISASI POLIO
A.    Pengertian
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah di harapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Imunisasi polio adalah  suatu imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio adalah suatu penyakit radang yang menyerang syaraf yang  menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Penularan penyakit polio ini melalui tinja orang yang terinfeksi, percikan ludah penderita, ataupun makanan dan minuman yang dicemari.
           Terdapat dua macam vaksin polio
a)    Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)
IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah. Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1,2,3 dibiakkan pada sel-sel VERO ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid.
Selain itu dalam jumlah sedikit terdapat neomisin, streptomisin dan polimiksin. IPV harus disimpan pada suhu 2 – 8 C dan tidak boleh dibekukan. Pemberian vaksin tersebut dengan cara suntikan subkutan dengan dosis 0,5 ml diberikan dalam 4 kali berturut-turut dalam jarak 2 bulan.
b)   Oral Polio Vaccine (OPV)
Vaksin OPV pemberiannya dengan cara meneteskan cairan melalui mulut. Vaksin ini terbuat dari virus liar (wild) hidup yang dilemahkan.
Virus dalam vaksin ini setelah diberikan 2 tetes akan menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun dalam dinding luar lapisan usus yang mengakibatkan pertahan lokal terhadap virus polio liar yang akan masuk. Pemberian Air susu ibu tidak berpengaruh pada respon antibodi terhadap OPV dan imunisasi tidak boleh ditunda karena hal ini. Setelah diberikan dosis pertama dapat terlindungi secara cepat, sedangkan pada dosis berikutnya akan memberikan perlindungan jangka panjang. Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18, bulan, dan 5 tahun.
Imunisasi ulang dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 thun). Cara memberikan imunisasi polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung ke dalam mulut anak. Imunisasi ini jangan diberika pada anak yang sedang diare berat, efek samping yng terjai sangat minimal dapat berupa kejang.
B.     Jadwal pemberian
a.       Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)
b.       Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1, yaitu pada umur lebih dari 6 minggu
c.        Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2, yaitu pada umur 16 minggu
d.      Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3, yaitu pada umur 6 bulan
e.        Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4, yaitu pada umur 18 bulan
f.       Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5, yaitu pada umur 5 tahun.
C.     Indikasi dan Kontra Indikasi
a.       Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
b.      Kontra indikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 38 derajat celcius), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum.

D.    Efek Samping
E.     Teknik pemberian
ü Jumlah pemberian biasa lebih dari jadwal yang telah ditentukan,mengingat adanya imunisasi polio massal
ü Usia pemberian: pada saat lahir (0 bulan),dan berikutnya diusia 2,4,6 bulan.dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun.kecuali pada saat lahir,pemberian vaksin polio selalu di barengi dengan pemberian vaksin DPT
ü Cara pemberian bisa lewat mulut maupun lewat suntikan
ü Efek samping hampir tidak ada,hanya sebagian kecil saja yangmengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.
ü Tingkat kekebalan dapat mencekal hingga 90%







DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun, sulisweati dkk, 2005, konsep dasar keperwatan komunitas, EGC. Jakarta
Dick, George. 1995. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta. Hipokrates
Markum, A.H. 1997, Imunisasi . Jakarta : FK UI
Supartini, Yupi. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta :EGC
Umar, 2006. Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sehati Di Jogjakarta (Keraton Jogjakarta)

Jogjakarta kota pelajar dengan ukiran sejarah yang masih ada di setiap sudut kotanya. Berkunjung ke Jogja merupakan sebuah perjalanan yang s...