IMUNISASI POLIO
A. Pengertian
Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan bayi dan anak dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke
dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut
seperti vaksin polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah di harapkan anak
menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Imunisasi polio adalah suatu imunisasi yang memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio adalah suatu
penyakit radang yang menyerang syaraf yang menyebabkan nyeri otot dan
kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa
menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio
bisa menyebabkan kematian. Penularan penyakit polio ini melalui tinja orang
yang terinfeksi, percikan ludah penderita, ataupun makanan dan minuman yang
dicemari.
Terdapat dua macam vaksin polio
a) Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)
IPV
dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat
tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak
hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan
penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1,2,3 dibiakkan pada
sel-sel VERO ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid.
Selain
itu dalam jumlah sedikit terdapat neomisin, streptomisin dan polimiksin. IPV
harus disimpan pada suhu 2 – 8 C dan tidak boleh dibekukan. Pemberian vaksin
tersebut dengan cara suntikan subkutan dengan dosis 0,5 ml diberikan dalam 4
kali berturut-turut dalam jarak 2 bulan.
b) Oral Polio Vaccine (OPV)
Vaksin
OPV pemberiannya dengan cara meneteskan cairan melalui mulut. Vaksin ini
terbuat dari virus liar (wild) hidup yang dilemahkan.
Virus
dalam vaksin ini setelah diberikan 2 tetes akan menempatkan diri di usus dan
memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun dalam dinding luar lapisan
usus yang mengakibatkan pertahan lokal terhadap virus polio liar yang akan
masuk. Pemberian Air susu ibu tidak berpengaruh pada respon antibodi terhadap
OPV dan imunisasi tidak boleh ditunda karena hal ini. Setelah diberikan dosis
pertama dapat terlindungi secara cepat, sedangkan pada dosis berikutnya akan
memberikan perlindungan jangka panjang. Vaksin
ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18, bulan, dan 5 tahun.
Imunisasi
ulang dapat
diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah
dasar (12 thun). Cara memberikan imunisasi polio adalah dengan meneteskan
vaksin polio sebanyak dua tetes langsung ke dalam mulut anak. Imunisasi ini
jangan diberika pada anak yang sedang diare berat, efek samping yng terjai sangat
minimal dapat berupa kejang.
B. Jadwal
pemberian
a. Polio-0
diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS
polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin
kepada bayi lain)
b. Polio-1
dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1,
yaitu pada umur lebih dari 6 minggu
c. Polio-2
diberikan bersamaan dengan DTP-2,
yaitu pada umur 16 minggu
d. Polio-3
diberikan bersamaan dengan DTP-3,
yaitu pada umur 6 bulan
e. Polio-4
diberikan bersamaan dengan DTP-4,
yaitu pada umur 18 bulan
f. Polio-5
diberikan bersamaan dengan DTP-5,
yaitu pada umur 5 tahun.
C. Indikasi
dan Kontra Indikasi
a. Indikasi
Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
b. Kontra
indikasi
Pada individu yang menderita “immune
deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian
polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Tak dapat
diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 38
derajat celcius), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS,
sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum.
D. Efek
Samping
E. Teknik
pemberian
ü Jumlah
pemberian biasa lebih dari jadwal yang telah ditentukan,mengingat adanya
imunisasi polio massal
ü Usia
pemberian: pada saat lahir (0 bulan),dan berikutnya diusia 2,4,6
bulan.dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun.kecuali pada saat
lahir,pemberian vaksin polio selalu di barengi dengan pemberian vaksin DPT
ü Cara
pemberian bisa lewat mulut maupun lewat suntikan
ü Efek
samping hampir tidak ada,hanya sebagian kecil saja yangmengalami pusing, diare
ringan, dan sakit otot.
ü Tingkat
kekebalan dapat mencekal hingga 90%
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun,
sulisweati dkk, 2005, konsep dasar keperwatan komunitas, EGC. Jakarta
Dick,
George. 1995. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta. Hipokrates
Markum,
A.H. 1997, Imunisasi . Jakarta : FK UI
Supartini, Yupi. 2004. Buku ajar konsep dasar
keperawatan anak. Jakarta :EGC
Umar, 2006. Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta :
PT. Kompas Media Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar